Senin, 31 Maret 2008

16 Siswa Direkrut Jadi Reporter PON XVII Kaltim

Sri Wahyuni : Kekurangannya diambil dari Staf Humpro

TENGGARONG
- Sebanyak 16 siswa tingkat SMA dinyatakan lulus seleksi reporter yang dilaksanakan Sub PB PON Kukar Bidang Humas, pekan lalu . Dari hasil penjaringan itu, berarti Media Centre Sub PB PON Kukar masih kekurangan sebanyak 8 tenaga reporter dari jumlah kebutuhan yang harus dipenuhi yaitu 24 orang.
“Melihat hasil wawancara dan membuat rilis berita ternyata hanya 16 orang yang memenuhi kriteria penilaian, sedangkan sisanya tidak memenuhi syarat, untuk itu kita melibatkan 8 staf humas dan protokol untuk menutupi kekurangan itu, dan tentunya yang memiliki kemampuan untuk menulis,” Kata Dra Sri Wahyuni MPP selaku Koordinator bidang Humas.
Dari 24 reporter itu lanjut Sri, kemudian akan dibagi dalam 8 kelompok, yang bertugas untuk melaporkan hasil pertandingan dari 8 cabang olahraga (cabor) yang diselenggarakan di Kukar, dengan ketentuan setiap cabor terdiri dari tiga reporter.
“Seorang reporter selain harus menguasai cabor yang menjadi tugas liputannya, mereka juga berkewajiban untuk menguasai seluruh cabor yang dipertandingkan di Kukar, karena selama PON ada saja cabor yang lebih dulu selesai dan diharapkan reporter lain dapat membantu pada cabor lain yang masih berlangsung,” kata Sri Wahyuni lagi
Lebih jauh dikatakannya, sebelum mengikuti pelatihan reporter yang dilaksanakan PB PON XVII Kaltim pada Mei yang akan datang di Samarinda, terlebih dulu reporter akan mengikuti program magang membuat rilis berita sekaligus praktik di lapangan di Bagian Humas dan Protokol Setkab Kukar selama satu bulan. (hmp02)

Sumber : Koran Kaltim

Atlet Inka-Do Kaltim Borong 5 Emas, 4 Perak

Kejurnas Karate Makassar

TENGGARONG
– Sembilan atlet andalan Indonesia Karate-Do (Inka-Do) Kaltim yang berlaga di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Kareate Makassar Senin (17/3) lalu berhasil meraih prestasi gemilang. Mereka sukses memborong lima medali emas dan empat perak.
Hal itu dinyatakan Ketua Inka-Do Kaltim Rita Widyasari didampingi Ketua Kontingen Inka-Do Kaltim Otoy Usman kepada Koran Kaltim, kemarin. Menurutnya, lima atlet yang menyumbangkan emas itu, masing-masing Hermawan di kategori perorangan putra. Kemudian, Astuti di bagian perorangan putri, Ade Bagus di kategori kumite bebas putera. Disusul medali emas untuk kategori kata beregu putra dan terakhir medali emas juga diraih dari kategori kumite putra.
“Sedangkan perak diraih Irawati pada kata perorangan putri dan Urbanus di bagian putra. Kemudian, Heriansyah pada kategori 60 Kg Kumite Putera serta Riona pada kategori kumite 48 Kg putri,” ungkap Otoy, seraya menambahkan, keberhasilan ini tak lepas dari gemblengan pelatih Karate-Do Inka-Do Kaltim, Jonnet Seraelanno.
Rita sendiri beberapa waktu lalu mengatakan, menatap PON XVII Juli mendatang pihaknya menargetkan raihan tiga medali emas. Diharapkan, emas itu datang dari sembilan yang mengikuti Kejurnas Makassar ini.
Optimisme itu didasari beberapa prestasi yang diraih akhir-akhir ini. Bahkan, di Kejuaraan Internasional Jepang, atlet Kaltim itu berhasil meraih prestasi gemilang. “Kami meraih juara I dan II di Jepang. Ini merupakan tantangan bagi kami dan ini pula yang akan dijadikan tolak ukur berlaga di PON,” tambahnya. (ann) ( sumber : koran kaltim )

Wisata Kutai Kartanegara

Museum Mulawarman, Obyek Wisata yang Masih Jadi Primadona


Suasana Museum Mulawarman yang selalu ramai dikunjungi setiap hari libur
Photo: Agri

KutaiKartanegara.com 18/01/04 20:20 WITA
Salah satu obyek wisata bersejarah di kota Tenggarong yang saat ini masih menjadi primadona pariwisata Kutai Kartanegara adalah Museum Mulawarman. Setiap hari libur, bekas keraton atau istana Kesultanan Kutai Kartanegara ini tak pernah sepi dari kunjungan para wisatawan lokal maupun mancanegara.

Bangunannya yang megah dan didominasi warna putih menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk selalu menyempatkan diri berpose didepan keraton yang dirancang dengan gaya arsitektur kolonial ini. Bangunan ini sendiri dirancang oleh Estourgie dari Hollandsche Beton Maatschappij (HBM) yang dibangun pada tahun 1936 tepat pada masa pemerintahan Sultan Adji Mohamad Parikesit.


Singgasana Sultan Kutai Kartanegara
Photo: Agri

Begitu memasuki ruang pertama Museum, kita dapat melihat benda-benda bersejarah peninggalan Kesultanan Kutai Kartanegara seperti singgasana Sultan Kutai yang diapit dua arca Lembu Swana, sementara di latar belakangnya terdapat dua mozaik gambar Sultan Kutai Kartanegara ke-17 AM Soelaiman dan Sultan Kutai Kartanegara ke-18 AM Alimoeddin. Selain itu ada pula lukisan Sultan AM Parikesit, payung kebesaran Kesultanan serta tiga buah patung perunggu dari Eropa.

Masih banyak lagi koleksi benda-benda peninggalan Kesultanan Kutai Kartanegara yang dapat dilihat melalui Museum Mulawarman, misalnya lemari kristal yang didalamnya tersusun rapi seperangkat alat upacara Pangkon Perak, perhiasan, keris dan tombak, kursi santai yang biasa digunakan Sultan untuk beristirahat, ada pula rehal atau alas kitab suci Al Qur'an dan kursi yang terbuat dari tanduk rusa Siberia dan tanduk rusa lokal yang biasa digunakan keluarga Sultan untuk mengaji.


Koleksi benda-benda bersejarah seperti arca dan prasasti yang dapat dilihat di Museum Mulawarman
Photo: Agri

Memasuki bagian dalam Museum, koleksi yang disajikan makin beragam. Ada benda-benda arkeologi berupa prasasti dan arca-arca peninggalan kerajaan Hindu tertua di Indonesia yakni Kerajaan Kutai Martadipura yang terkenal dengan rajanya Mulawarman. Selain itu, ada pula koleksi hasil tenunan dari suku Dayak Benuaq yang dikenal dengan nama ulap doyo lengkap dengan alat tenun tradisionalnya. Ada pula koleksi ukiran-ukiran khas dari suku Dayak Kenyah, Benuaq, Busang, Modang, Punan dan etnis Dayak lainnya.

Sementara pada ruang bagian belakang, kita dapat menyaksikan minirama mengenai lahirnya Aji Batara Agung Dewa Sakti yang kemudian menjadi raja Kutai Kartanegara pertama, lahirnya Puteri Karang Melenu yang kemudian menjadi permaisuri raja Kutai Kartanegara pertama, ada pula minirama pertambangan batubara, industri kayu, tanaman khas Kalimantan, Pesut Mahakam dan masih banyak lagi.


Kompleks makam raja dan kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara yang terletak disamping Museum Mulawarman
Photo: Agri

Selain itu, terdapat pula koleksi uang kuno yang pernah beredar pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Jepang hingga Indonesia merdeka. Sebelum keluar dari Museum Mulawarman, pengunjung terlebih dahulu melewati ruang bawah tanah yang menyajikan koleksi ratusan keramik kuno buatan Cina, Thailand, Vietnam, Jepang, Eropa dan masih banyak lagi.

Sajian koleksi Museum Mulawarman ditutup dengan benda-benda koleksi nusantara seperti pakaian adat tiap provinsi di Indonesia, miniatur candi Borobudur dan Prambanan, tenunan dari daerah Sumatera, senjata tradisional serta alat musik tradisional.

Begitu keluar dari Museum Mulawarman, pandangan kita akan tertuju pada sebuah bangunan kayu yang tak lain adalah kompleks makam Sultan dan para kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara. Disinilah dapat dijumpai makam pendiri kota Tenggarong Aji Imbut gelar Sultan AM Muslihuddin, makam Sultan AM Sulaiman dan Sultan AM Parikesit.

Bagi pengunjung yang ingin melepas lelah, di kompleks Museum Mulawarman juga terdapat warung-warung yang menyajikan aneka makanan dan minuman. Tak hanya itu, kios-kios cenderamata juga tersedia bagi para wisatawan yang ingin membawa pulang kenang-kenangan khas Kalimantan Timur. (win)

Menengok Museum Kayu Tuah Himba di Tenggarong


Gedung Museum Kayu Tuah Himba yang terletak di kawasan Waduk Panji Sukarame
Photo: Agri

KutaiKartanegara.com 06/12/03 20:20 WITA
Para pelancong atau wisatawan yang berkunjung ke 'Kota Raja' Tenggarong memiliki banyak pilihan untuk menghabiskan liburan bersama keluarga. Salah satunya adalah dengan mengunjungi Museum Kayu "Tuah Himba" yang terletak di kawasan Waduk Panji Sukarame atau sekitar 3 km dari pusat kota Tenggarong.

Dengan berkunjung ke Museum Kayu Tuah Himba, pelancong dapat menambah wawasan atau pengetahuan dengan melihat-lihat beraneka macam koleksi yang berkaitan dengan kehutanan. Beraneka koleksi yang disajikan tersebut diantaranya adalah koleksi daun-daun kering (herbarium), koleksi biji-bijian, koleksi potongan log atau batang pohon yang tumbuh di pulau Kalimantan, alat-alat pengolah kayu, alat-alat dapur tradisonal hingga perabot rumah tangga yg terbuat dari hasil hutan Kalimantan.


Koleksi herbarium atau daun yang telah dkeringkan tersusun rapi dalam rak
Photo: Agri

Selain menampilkan hasil-hasil hutan, daya tarik utama yang disajikan Museum Kayu Tuah Himba yang menyedot perhatian pelancong umumnya adalah koleksi dua ekor 'monster' buaya yang telah diawetkan. Kedua ekor buaya muara (Crocodelus porosus) ini pernah menggegerkan masyarakat Kaltim pada tahun 1996 karena telah memangsa dua manusia di dua tempat terpisah yakni Sangatta (Kabupaten Kutai Timur) dan Muara Badak (Kukar) dalam selisih waktu hanya satu bulan.

Kedua buaya ini setelah dibunuh untuk mengeluarkan potongan tubuh korban yang tertinggal didalam perutnya, kemudian diawetkan untuk dipajang di Museum Kayu Tuah Himba. Siapa pun yang melihat buaya yang ditaruh dalam etalase kaca ini akan bergidik jika membayangkan buaya yang badannya 2-3 kali tubuh manusia tersebut benar-benar hidup.


Beberapa pengunjung mengamati 'monster' buaya yang telah diawetkan
Photo: Agri


Salah satu buaya muara yang pernah memakan korban manusia
Photo: Agri


Buaya pertama ditangkap pada 8 Maret 1996 di sungai Kenyamukan, Kecamatan Sangatta (waktu itu masih masuk wilayah Kabupaten Kutai sebelum pemekaran) setelah memangsa seorang wanita bernama Ny Hairani (35). Buaya jantan berusia sekitar 70 tahun dengan jenis kelamin jantan ini memiliki panjang sekitar 6,6 meter, berat 350 kg dan lingkar perut 1,8 meter.

Sementara buaya kedua dengan jenis kelamin betina yang memangsa pria bernama Baddu (40) di Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak (Kabupaten Kukar) berhasil ditangkap pada tanggal 10 April 1996. Buaya ini memiliki panjang 5,5 meter, berat 200 kg deng lingkar perut sekitar 1 meter.

Untuk melengkapi informasi mengenai kedua buaya yang telah diawetkan ini, pengelola Museum juga memajang guntingan koran yang berisi berita mengerikan mengenai buaya yang memangsa manusia ini, termasuk berita tertangkapnya buaya ini oleh pawang buaya yang sangat berpengalaman di Kutai.

Dengan karcis masuk hanya sebesar Rp 500 per orang baik untuk dewasa maupun anak-anak, para pelancong dapat memasuki Museum Kayu Tuah Himba untuk melihat-lihat koleksi hasil hutan dan dua buaya yang telah diawetkan tersebut. Museum Kayu ini buka hampir setiap hari, kecuali hari Senin. (win)


Waktu Kunjungan ke Museum Kayu Tuah Himba

Hari Jam Kunjungan
Senin
Tutup
Selasa s/d Kamis
09.00 - 12.00 WITA (Buka)
12.00 - 14.00 WITA (Istirahat)
14.00 - 15.00 WITA (Buka)
Jum'at
09.00 - 11.00 WITA (Buka)
Sabtu
09.00 - 12.00 WITA (Buka)
12.00 - 14.00 WITA (Istirahat)
14.00 - 16.00 WITA (Buka)
Minggu
09.00 - 12.00 WITA (Buka)
12.00 - 14.00 WITA (Istirahat)
14.00 - 17.00 WITA (Buka)

Keterangan: Hari Libur Buka


Bukit Bangkirai, Kawasan Wisata Alam yang Mempesona


Canopy bridge, andalan wisata alam Bukit Bangkirai
Photo: Yanda, 2003

KutaiKartanegara.com 09/03/03
Jika anda ingin berwisata di akhir pekan, kawasan wisata alam Bukit Bangkirai yang terletak di Kecamatan Samboja mungkin dapat dijadikan pilihan liburan bersama keluarga, relasi atau kekasih. Di kawasan Bukit Bangkirai ini, wisatawan dapat menikmati suasana hutan hujan tropis yang masih alami dan bahkan kicauan burung dan suara-suara satwa hutan lainnya pun masih dapat didengarkan.

Tak hanya itu, para wisatawan yang memiliki masalah berada di ketinggian mungkin dapat mencoba tantangan untuk meniti canopy bridge atau jembatan tajuk yang digantung menghubungkan 5 pohon Bangkirai. Tentunya ada perasaan ngeri namun mengasyikkan bila menyusuri jembatan gantung di ketinggian 30 meter dari muka tanah sementara desiran angin yang sejuk cukup membuat bulu kuduk merinding, apalagi jembatan semakin berayun-ayun di saat kita baru mencapai separo jalan.


Meniti jembatan tajuk (canopy bridge)
Photo: Agri, 2003

Tapi bagi yang jiwanya tidak memiliki masalah terhadap ketinggian, berjalan menyusuri canopy bridge sungguh menyenangkan. Dari atas canopy bridge, wisatawan dapat dengan leluasa melihat panorama hutan hujan tropis (tropical rain forest) Bukit Bangkirai serta mengamati dari dekat formasi tajuk tegakan "Dipteropcarpaceae" yang menjadi ciri khas hutan hujan tropis, yang membentuk stratum atas yang saling sambung menyambung.

Panjang keseluruhan canopy bridge yang ada di Bukit Bangkirai adalah sepanjang 64 meter yang menghubungkan 5 pohon Bangkirai. Untuk mencapai canopy bridge, terdapat dua menara dari kayu ulin yang didirikan mengelilingi batang pohon Bangkirai.

"Canopy bridge yang ada di Bukit Bangkirai ini merupakan yang pertama di Indonesia, kedua di Asia dan yang kedelapan di dunia. Konstruksinya dibuat di Amerika Serikat, dan dari segi keamanan juga cukup terjamin." kata Ir Ruspian Noor, salah seorang petugas dari PT Inhutani I.

Sebagai kawasan wisata alam, berbagai sarana dan prasarana telah dipersiapkan bagi para wisatawan yang datang seperti restoran dengan menu yang cukup bervariasi, lamin untuk pertemuan yang mampu menampung 100 orang, serta penginapan berupa cottage dengan fasilitas AC maupun jugle cabin, yakni cottage yang tidak dilengkapi fasilitas listrik sehingga wisatawan yang menginap disitu dapat merasakan suasana hutan yang sebenarnya.


Menara menuju canopy bridge
Photo: Yanda, 2003

Kawasan Bukit Bangkirai yang luasnya mencapai 1.500 hektare ini merupakan kawasan hutan konservasi yang mempunyai peran penting untuk mengembangkan monumen hutan alam tropika basah yang dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan lingkungan dan kehutanan.

Kawasan hutan wisata ini bertujuan untuk mengembangkan potensi wisata alam dan penelitian ilmiah serta meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap lingkungan dan hutan. Pada tanggal 14 Maret 1998, 510 hektare dari kawasan ini diresmikan sebagai kawasan wisata oleh Djamalludin Suryohadikusumo, Menteri Kehutanan RI pada Kabinet Pembangunan VI sebagai upaya pengembangan potensi wisata alam dan ilmiah serta untuk meningkatkan kecintaan terhadap lingkungan terutama pada flora dan fauna.

Kawasan wisata alam ini diberi nama Bukit Bangkirai karena dominannya pohon jenis Bangkirai yang tumbuh di kawasan hutan lindung ini. Pohon Bangkirai pun kemudian dijadikan maskot utama obyek wisata yang telah mendunia ini. Di kawasan ini banyak terdapat pohon Bangkirai yang berumur lebih dari 150 tahun dengan ketinggian mencapai 40 hingga 50 m, dengan diameter 2,3 m. Pertumbuhan banir (akar papan) yang besar dan kuat menjadikan pohon ini memiliki nilai keindahan tersendiri.

Bukit Bangkirai terletak sekitar 150 km dari kota Tenggarong atau Samarinda dan hanya sekitar 58 km dari arah kota Balikpapan serta 20 km dari ibukota Kecamatan Samboja. Untuk mencapai kawasan wisata alam ini, wisatawan dapat menempuhnya melalui jalan darat dengan menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua.


Kera ekor panjang, salah satu penghuni Bukit Bangkirai
Photo: Univ. Waterloo, Canada

Secara geografis, kawasan Bukit Bangkirai termasuk dataran rendah (primary lowland) "Dipterocarp forest" yang stabil, sehingga kawasan ini dijadikan tempat invasi burung dari wilayah Kawasan Hutan Taman Wisata Bukit Soeharto (sekitar 30 km) maupun wilayah sekitarnya yang terkena pengaruh kebakaran hutan. Dari pengamatan yang telah dilakukan, terdapat 113 jenis burung yang hidup di kawasan Bukit Bangkirai ini.

Jenis-jenis fauna yang ada di kawasan Bukit Bangkirai adalah Owa-Owa (Hylobates muelleri), Beruk (Macaca nemestrina), Lutung Merah (Presbytus rubicunda), Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Babi Hutan (Susvittatus), Bajing Terbang (Squiler) serta Rusa Sambar (Corvus unicolor) yang telah ditangkarkan.


Salah satu pohon yang telah diadopsi
Photo: Agri, 2003

Kawasan Bukit Bangkirai juga kaya akan anggrek alam yang tumbuh secara alami di pepohonan yang masih hidup maupun yang sudah mati. Sedikitnya ada 45 jenis anggrek yang dapat dijumpai di kawasan ini, diantaranya adalah Anggrek Hitam (Coelegyne pandurata) yang sangat terkenal dan menjadi salah satu maskot Kalimantan Timur. Selain pembudidayaan anggrek-anggrek alam, juga dilakukan pengembangan anggrek silangan seperti Anggrek Kala, Anggrek Apple Blossom dan Anggrek Vanda. Selain kebun anggrek, kawasan wisata alam ini juga dilengkapi dengan kebun buah-buahan seluas 4 hektare.

Untuk menjaga keutuhan dan kelestarian pohon bangkirai di kawasan ini, pihak pengelola Bukit Bangkirai menawarkan program Adopsi Pohon kepada para sponsor atau donatur untuk menjadi "orangtua asuh" bagi pohon-pohon bangkirai yang dikehendaki. Saat ini pengadopsian pohon tersebut banyak dilakukan oleh pihak VIVO JICA Japan. Anda tertarik untuk mengadopsi sebuah pohon? Datanglah ke Bukit Bangkirai, berekreasi sambil melestarikan alam. (win)


Tenggarong Diserbu, Pulau Kumala Laris Manis


Aktivitas di sungai Mahakam yang disibukkan dengan perahu-perahu motor ketinting yang membawa para pelancong dari dan ke Pulau Kumala
Photo: Agri



Pulau Kumala menjadi tujuan favorit para pelancong yang berkunjung ke Tenggarong
Photo: Agri

KutaiKartanegara.com 08/11/2005 21:31 WITA
Selama libur Lebaran yang berakhir hari ini, kota Tenggarong mendapat serbuan para pelancong dari luar kota yang ingin berekreasi di sejumlah obyek wisata yang ada di ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tersebut.


Dari pantauan KutaiKartanegara.com, serbuan para turis lokal tersebut paling banyak terjadi pada hari Sabtu (05/11) dan Minggu (06/11). Sedangkan pada hari Senin kemarin hingga siang tadi, jumlah kunjungan ke kota Tenggarong tersebut mengalami sedikit penurunan.


Dari nomor polisi kendaraan yang digunakan, kebanyakan para pelancong tersebut berasal dari kota Samarinda, Balikpapan, Bontang dan warga Kukar sendiri. Tiga obyek wisata yang paling banyak diserbu para pelancong tersebut pusat rekreasi Pulau Kumala, disusul Museum Mulawarman, kemudian Planetarium Jagad Raya.


Bahkan ketika puncak kunjungan terjadi pada akhir pekan lalu, kapasitas parkir yang terbatas di tiga obyek wisata tersebut menyebabkan banyak kendaraan milik pelancong terpaksa harus diparkir di sepanjang jalan.


Sementara itu, kesibukan juga terjadi di Dermaga Penyeberangan Pulau Kumala. Puluhan perahu motor ketinting hilir-mudik menyeberangkan para pelancong. Hal ini membuat para motoris perahu ketinting sumringah karena keuntungan mereka bertambah dengan banyaknya para pelancong yang ingin menggunakan jasa mereka.


Menurut pengakuan seorang motoris bernama Syarifuddin, para pengunjung pulau Kumala mulai ramai menggunakan jasa penyeberangan sejak pagi hingga sore hari. Hal ini tentu saja membuat penghasilan mereka menjadi bertambah dibanding hari-hari biasanya.


Dikatakannya, untuk sekali menyeberang dikenakan tarif sebesar Rp 3 ribu per orang. "Masing-masing perahu ketinting maksimal membawa 6 penumpang, jadi sekali menyeberang biayanya Rp 18 ribu," ujarnya usai menurunkan beberapa penumpang di Dermaga Penyeberangan Pulau Kumala.


Tak jauh beda dengan Dermaga Penyeberangan Pulau Kumala, kesibukan juga tampak terjadi di terminal kereta gantung, Tenggarong Seberang. Ratusan pelancong rela mengantri untuk naik kereta gantung menuju Pulau Kumala tersebut.


"Kalau naik perahu, saya nggak berani. Soalnya banyak anggota keluarga saya nggak bisa berenang. Apalagi anak-anak belum pernah naik kereta gantung," imbuh Setiawan, salah seorang warga Samarinda, saat menanti giliran bersama ratusan pelancong lainnya.
(win)



Kereta gantung merupakan alternatif lain menuju Pulau Kumala yang sangat diminati pelancong
Photo: Agri


Sumber : Kutaikartanegara.com



Aneka Kerajinan

Perisai/Kelembit



Penggunaan kolong yang tinggi pada Lamin suku Dayak

Merupakan alat penangkis dalam peperangan melawan musuh. Perisai terbuat dari kayu yang ringan tapi tidak mudah pecah. Bagian depan perisai dihiasi dengan ukiran, namun sekarang ini kebanyakan dihiasi dengan lukisan yang menggunakan warna hitam putih atau merah putih. Motif yang digunakan untuk menghias perisai terdiri dari 3 motif dasar:

1. Motif Burung Enggang ( Kalung Tebengaang )
2. Motif Naga/Anjing ( Kalung Aso' )
3. Motif Topeng ( Kalung Udo' )

Selain sebagai alat pelindung diri dari serangan musuh, perisai juga berfungsi sebagai:
- Alat penolong sewaktu kebakaran / melindungi diri dari nyala api
- Perlengkapan menari dalam tari perang
- Alat untuk melerai perkelahian
- Perlengkapan untuk upacara Belian

Kini perisai banyak dijual sebagai souvenir / penghias dekorasi rumah tangga.



Perisai/Kelembit

Kain dari serat daun doyo ini merupakan hasil kerajinan yang hanya dibuat oleh wanita-wanita suku Dayak Benuaq yang tinggal di Tanjung Isuy. Tanaman doyo yang menyerupai pandan tumbuh dengan subur di Tanjung Isuy. Serat daunnya kuat dan dapat dijadikan benang untuk ditenun. Tenunan doyo ini kemudian sering diolah menjadi pakaian, kopiah atau hiasan dinding.



Anjat

Alat berbentuk seperti tas yang terbuat dari anyaman rotan dan memiliki dua atau tiga sangkutan. Anjat biasanya digunakan untuk menaruh barang-barang bawaan ketika bepergian.



Bening Aban

Bening Aban
Bening Aban

Alat untuk memanggul anak yang hanya terdapat pada masyarakat suku Dayak Kenyah. Alat ini terbuat dari kayu yang biasanya dihiasi dengan ukiran atau dilapisi dengan sulaman manik-manik serta uang logam.

Sumpitan
Sumpitan


Sumpitan

Alat yang biasa digunakan untuk berburu atau berperang yang dikenal oleh hampir seluruh suku Dayak di Kalimantan. Alat ini terbuat dari kayu ulin atau sejenisnya yang berbentuk tongkat panjang yang diberi lubang kecil untuk memasukkan anak sumpitan. Sumpitan dilengkapi dengan sebuah mata tombak yang diikat erat pada ujungnya dan juga dilengkapi dengan anak sumpitan beserta wadahnya (selup).

Seraung
Seraung


Seraung

Topi berbentuk lebar yang biasa digunakan untuk bekerja di ladang atau untuk menahan sinar matahari dan hujan. Kini banyak diolah seraung-seraung ukuran kecil untuk hiasan rumah tangga.



Mandau


Merupakan senjata tradisional khas suku Dayak yang menyerupai pedang. Mandau terbuat dari besi dengan gagang terbuat dari kayu atau tulang. Sebelum pembuatan dimulai, terlebih dahulu dilakukan upacara adat sesuai dengan tradisi dari masing-masing suku Dayak.



Manik

Kerajinan manik-manik khas suku Dayak biasanya dibuat menjadi pakaian, menghias topi/seraung maupun bening aban. Kini banyak hasil kerajinan manik-manik yang diolah menjadi tas, kalung, gelang, gantungan kunci dan aneka macam hiasan lainnya.

lambang Kutai Kartanegara


Lembu Suana
Bermakna sebagai sumber kekuasaan dan kewibawaan Pemerintah Daerah

Lingkaran Putih Mengelilingi Lembu Suana
Melambangkan kebulatan tekad dan kesamaan pandangan/persepsi

Mandau dan Sumpit
Simbol sarana kekuatan dalam meningkatkan pembangunan

Keliau (Perisai Suku Dayak)
Simbol Ketahanan dan Pertahanan

Menara
Lambang cita-cita yang agung dan tinggi

Jembatan
Simbol pemersatu

Air / Gelombang
Simbol Dinamika Kehidupan dalam Pembangunan

Gong
Simbol pemersatu budaya

Bintang Bersudut Lima
Lambang Pancasila

Untaian Kapas dan Padi
Tujuan bangsa Indonesia untuk mencapai kemakmuran dan keadilan sesuai dengan cita-cita Proklamasi

17 Daun Kapas - 8 Kuntum Bunga Kapas - 45
Butir Padi Lambang Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945

Lingkaran / Bingkai Gambar sebanyak 7 Sudut
Melambangkan kultur dan falsafah hidup

Makna tulisan

Tulisan Kabupaten Kutai Kartanegara
Daerah Otonomi Kabupaten Kutai

Slogan "Bina Benua Etam"
Kepedulian seluruh lapisan masyarakat untuk membangun daerah Kabupaten Kutai Kartanegara menuju masyarakat madani

Makna warna

Warna Kuning
Melambangkan keagungan

Warna Hijau Tua
Melambangkan tentang kesuburan dalam meningkatkan potensi SDA dan SDM

Warna Hijau Muda
Melambangkan tentang ketentraman dan kedamaian

Warna Merah
Melambangkan keberanian, kegigihan, kejujuran dan jiwa ksatria

Warna Putih
Melambangkan kebenaran, keikhlasan dan kesucian

Warna Hitam
Melambangkan tantangan dan kendala yang dihadapi

Makna Keseluruhan

MENUJU MASYARAKAT KUTAI KARTANEGARA YANG MADANI

Pembangunan Sarana dan Prasarana PON Terus Dikebut

Ditulis oleh : Gus Dut

Terlihat pekerja sedang mengerjakan inprastuktur jalan dilokasi stadion madya.
Terlihat pekerja sedang mengerjakan inprastuktur jalan dilokasi stadion madya.

Keseriusan Sub PB PON Kutai Kartanegara (Kukar) menyukseskan PON VXII 2008 di Kaltim, tak perlu diragukan. Karena demi mengejar target sesuai deadline Sub PB PON Kaltim untuk semua venue, sarana dan prasarana penunjang PON siap digunakan untuk bertanding harus selesai April nanti.

Meski venue Stadion Madya tidak termasuk dalam PON, namun pembangunannya terus digeber. Stadion yang berada di lokasi Sport Center Desa Perjiwa Tenggarong Seberang terus dikebut penyelsesaiaannya, bahkan tak kenal siang dan malam terus dikerjakan. Hal ini karena lokasi Sport Center PON berada di sampingnya. Tercatat sekitar 400 tenaga kerja dikerahkan dalam penyelesaian stadion yang akan menjadi kebanggaan warga Kukar itu.

Stadion Madya yang terletak di Tenggarong Seberang terus dikerjakan siang dan malam.
Stadion Madya yang terletak di Tenggarong Seberang terus dikerjakan siang dan malam.
Menurut salah satu Team Leader Konsultan Manajemen Konstruksi PT Bima Seta Cipta Optimal Jakarta, Joko Sutrisno mengatakan bahwa pihaknya terus bekerja keras dalam penyelesaian stadion untuk ikut serta menyukseskan penyelenggaraan PON di Kukar, “Untuk mencapai target stadion madya dikerjakan oleh 400 orang tenaga kerja, yang dibagi menjadi dua shift kerja, siang dan malam, bahkan sampai lembur,” katanya.

Menurut Joko, para pekerja venue Stadion Madya tersebut juga telah dimasukkan dalam asuransi keselamatan kerja, sekalipun tidak masuk dalam drap pertandingan PON di Kukar. Namun seiring dengan lokasi sarana sport center yang berdekatan dengan Stadion Madya juga harus selesai sebelum penyelenggaraan PON, sama dengan venue-venue lainnya.

Disinggung dengan perekrutan tenaga kerja, Joko menegaskan bahwa pihaknya juga melibatkan kurang lebih 60 persen pekerja lokal dalam penyelesaian stadion tersebut. “Kita juga telah merekrut lebih dari 60 persen tenaga lokal yang berada di kawasan sport center. Kita optimis Stadion Madya akan selesai sesuai target,” pungkasnya.(hmp15) (Sumber : www.kutaikartanegara.go.id )

Dua Ring Logo PON Dihapus

Jakarta: Gambar dua ring yang tercantum di logo Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII di Kaltim akhirnya disepakati untuk dihapus.

Hal itu dilakukan, untuk menindaklanjuti gugatan Komite Olimpiade atau Internasional Olimpiade Committee (IOC) yang menganggap logo PON tersebut telah melanggar aturan dan hak paten dari IOC.

Wakil Ketua Tim Pengarah dan Pengawas PB-PON KONI Pusat Sri Sudono Sumarto yang dihubungi Tribun, Senin (24/3) mengatakan, KONI Pusat sebagai institusi tertinggi penyelenggara PON telah mengakui kesalahannya, sehingga disepakati untuk menghapus dua cincin di logo PON XVII tersebut.

Untuk menyiasati agar terhindar dari tuntutan, gambar lima ring di atas logo PON Kaltim menjadi tiga ring saja. "Gambar tiga ring bisa saja diambil dari lambang KONI yang selama ini menjadi filosofi KONI, yaitu satu Nusa, satu Bangsa dan satu Bahasa. Ini bisa menyelamatkan kita dari segala tuntutan karena ini memang produk kita sendiri," urainya.

Untuk menyikapi himbauan IOC terhadap penggunaan gambar lima ring dalam logo PON Kaltim, ia mengharapkan seluruh pihak menyikapinya dengan hati yang terbuka. "Semuanya ini untuk kebaikan kita semua, untuk itu kita harus menyikapi masalah ini dengan dewasa, jangan nantinya menjadi bahan politisasi yang bisa merugikan kita semua," katanya.

Ia sebelumnya memang tidak tahu dan paham bahwa ternyata lima ring yang ada di logo PON XVII itu ada sangkut pautnya dengan olimpiade. "Dan memang kalau kita ingin mencantumkannya harus ada prosedur perizinannya dulu. Tapi, mudah-mudahan sudah selesai, karena kami sudah menyepakatinya untuk menghapus dua gelangnya sehingga tidak sama dengan ring olimpiade seperti yang dipersoalkan oleh IOC," kata Sudono.

KONI juga, kata Sudono, sudah mengirim surat klarifikasi ke IOC atas ketidakpahaman pencantuman ring olimpiade itu, sekaligus memberitahukan bahwa dua gelangnya dihapus.

"Memang kalau hanya tertinggal tiga gelang saja, maka itulah lambang PON selama ini. Dulunya memang ditambahkan menjadi lima, karena dilihat bagus dan sesuai saja. Eh ternyata, jadi masalah seperti ini," terangnya.

Persoalan tersebut, menurut Sudono, ketika Ketua KONI Pusat beserta rombongan melakukan pertemuan dengan IOC terkait pelaksanaan olimpiade. Pada saat itu, KONI Pusat juga diberi kesempatan untuk mempresentasekan PON XVII yang akan diselenggarakan di Kaltim.

"Dan ketika melihat logo PON XVII, mereka langsung memprotesnya. Karena lima cincin berwarna pelangi itu adalah ring dari olimpiade selama ini, dan ada hak patennya sehingga tidak bisa digunakan lembaga manapun sebelum ada prosedur ijznnya," tuturnya.

Sudono membantah, jika IOC telah melancarkan gugatannya. IOC hanya mengingatkan untuk segera mengganti atau menghapus ring olimpiade yang tercantum di logo PON XVII tersebut. "Belum sampai gugatan, mereka hanya mengingatkan untuk segera menggantinya atau menghapus. Tapi ketika PON XVII tetap ngotot mencantumkan ring olimpiade itu, maka IOC secara tegas akan menggugat. Dan kita tahu sendiri kalau organisasi selevel dunia menggugat, berapa biaya yang harus dikeluarkan. Makanya, untuk lebih baik dan lancarnya PON di Kaltim, lebih baik kami menghapusnya saja," ujarnya.

Ditanya apa tindakan selanjutnya, mengingat logo PON telah tersosialisasi dan dipromosikan oleh sejumlah sponsorship, Sudono mengembalikan kepada PB PON Kaltim. "Mereka (PB PON Kaltim, red) sudah juga kami kirim surat, untuk segera melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak yang terkait logo PON itu, untuk segera menghapusnya," tambahnya. (Sumber:TribunKaltim)