Dua Ring Logo PON Dihapus |
Jakarta: Gambar dua ring yang tercantum di logo Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII di Kaltim akhirnya disepakati untuk dihapus. |
Hal itu dilakukan, untuk menindaklanjuti gugatan Komite Olimpiade atau Internasional Olimpiade Committee (IOC) yang menganggap logo PON tersebut telah melanggar aturan dan hak paten dari IOC. Wakil Ketua Tim Pengarah dan Pengawas PB-PON KONI Pusat Sri Sudono Sumarto yang dihubungi Tribun, Senin (24/3) mengatakan, KONI Pusat sebagai institusi tertinggi penyelenggara PON telah mengakui kesalahannya, sehingga disepakati untuk menghapus dua cincin di logo PON XVII tersebut. Untuk menyiasati agar terhindar dari tuntutan, gambar lima ring di atas logo PON Kaltim menjadi tiga ring saja. "Gambar tiga ring bisa saja diambil dari lambang KONI yang selama ini menjadi filosofi KONI, yaitu satu Nusa, satu Bangsa dan satu Bahasa. Ini bisa menyelamatkan kita dari segala tuntutan karena ini memang produk kita sendiri," urainya. Untuk menyikapi himbauan IOC terhadap penggunaan gambar lima ring dalam logo PON Kaltim, ia mengharapkan seluruh pihak menyikapinya dengan hati yang terbuka. "Semuanya ini untuk kebaikan kita semua, untuk itu kita harus menyikapi masalah ini dengan dewasa, jangan nantinya menjadi bahan politisasi yang bisa merugikan kita semua," katanya. Ia sebelumnya memang tidak tahu dan paham bahwa ternyata lima ring yang ada di logo PON XVII itu ada sangkut pautnya dengan olimpiade. "Dan memang kalau kita ingin mencantumkannya harus ada prosedur perizinannya dulu. Tapi, mudah-mudahan sudah selesai, karena kami sudah menyepakatinya untuk menghapus dua gelangnya sehingga tidak sama dengan ring olimpiade seperti yang dipersoalkan oleh IOC," kata Sudono. KONI juga, kata Sudono, sudah mengirim surat klarifikasi ke IOC atas ketidakpahaman pencantuman ring olimpiade itu, sekaligus memberitahukan bahwa dua gelangnya dihapus. "Memang kalau hanya tertinggal tiga gelang saja, maka itulah lambang PON selama ini. Dulunya memang ditambahkan menjadi lima, karena dilihat bagus dan sesuai saja. Eh ternyata, jadi masalah seperti ini," terangnya. Persoalan tersebut, menurut Sudono, ketika Ketua KONI Pusat beserta rombongan melakukan pertemuan dengan IOC terkait pelaksanaan olimpiade. Pada saat itu, KONI Pusat juga diberi kesempatan untuk mempresentasekan PON XVII yang akan diselenggarakan di Kaltim. "Dan ketika melihat logo PON XVII, mereka langsung memprotesnya. Karena lima cincin berwarna pelangi itu adalah ring dari olimpiade selama ini, dan ada hak patennya sehingga tidak bisa digunakan lembaga manapun sebelum ada prosedur ijznnya," tuturnya. Sudono membantah, jika IOC telah melancarkan gugatannya. IOC hanya mengingatkan untuk segera mengganti atau menghapus ring olimpiade yang tercantum di logo PON XVII tersebut. "Belum sampai gugatan, mereka hanya mengingatkan untuk segera menggantinya atau menghapus. Tapi ketika PON XVII tetap ngotot mencantumkan ring olimpiade itu, maka IOC secara tegas akan menggugat. Dan kita tahu sendiri kalau organisasi selevel dunia menggugat, berapa biaya yang harus dikeluarkan. Makanya, untuk lebih baik dan lancarnya PON di Kaltim, lebih baik kami menghapusnya saja," ujarnya. Ditanya apa tindakan selanjutnya, mengingat logo PON telah tersosialisasi dan dipromosikan oleh sejumlah sponsorship, Sudono mengembalikan kepada PB PON Kaltim. "Mereka (PB PON Kaltim, red) sudah juga kami kirim surat, untuk segera melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak yang terkait logo PON itu, untuk segera menghapusnya," tambahnya. (Sumber:TribunKaltim) |
Senin, 31 Maret 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar